Suatu hari yang aneh, dan saya memutuskan untuk membolang ke kota, sendirian.

*

Hal yang harus kamu pastikan sebelum membolang di tempat yang asing dan apalagi dengan bahasa yang tidak akan kamu mengerti kalau bertanya kepada orang di sekitarmu, adalah kamu harus benar-benar tahu kamu mau kemana. Mungkin kamu perlu riset dikit, searching searching di internet how to get to that place, seperti itu. Karena kalau tidak, sekali kamu berangkat dan tidak tahu bagaimana cara pulang, ya sudah, nelangsa sudah.

By the way, tanggal 1 Oktober lalu saya secara iseng memutuskan untuk main ke kota, padahal, sekitaran asrama aja belum di eksplore lebih jauh. Nah, setelah ngampus yang hanya selama 5 menit saja, saya pun jalan ke stasiun kereta bawah tanah/subway Hakozakikyudaimae, yang ada di dekat bangunan Arsitektur. Sampai di stasiun, saya bingung gimana beli tiket karena semua dalam bahasa Jepang. Untung ada mbak-mbak yang menunjukan cara membeli tiket. Hakozakikyudaimae ke Nakasu-Kawabata itu kira-kira 5 pemberhentian dan tiketnya seharga 260 yen. Jangan dikonvert ke Rupiah, ya jelas mahal kalau gitu. Deg-degan juga pertama kalinya naik kereta bawah tanah setelah sampai di Jepang ini.


Saya harus menunggu di peron sekitar 5 menit. Dan keretanya benar-benar tepat datang 5 menit setelah saya menunggu. Yang kece lagi, pintunya tepat berhenti di bagian pintu harus membuka. This is awesome! Masuk ke kereta, ternyata lagi lenggang, soalnya siang dan belum banyak orang yang pulang saya kira. Di google maps, butuh waktu 8 menit untuk sampai Nakasu-kawabata. Dan memang benar-benar 8 menit. Gila, saya berdecak kagum dalam hati. Setelah itu, saya pun keluar lewat gate 6 untuk naik ke permukaan tanah.


Sampai di permukaan tanah, saya takjub dengan banggunan-bangunan tinggi yang menjulang karena di sekitaran asrama saya, relatif nggak ada bangunan perkantoran bertingkat banyak. Setelah sekirat beberapa detik melamun, saya akhirnya memutuskan untuk masuk ke Fukuoka Asian Art Museum yang ada di atas stasiun subway persis. Harusnya, hari itu ada pameran Triennale di museum tersebut. Pas masuk, entah mengapa saya tidak paham, museumnya tutup. Keluar museum dan saya sempat bengong mau kemana.

Di seberang jalan, entah mengapa ada lorong yang menarik perhatian saya karena banyak sekali pedagang. Saya putuskan untuk pergi ke situ. Ternyata tempat itu adalah Kawabata Shopping Arcade, ya semacam Malioboronya di Kawabata. Saya pun, akhirnya mengikuti kemana kaki melangkah dan melihat-lihat di tempat itu. Banyak jajanan yang bikin ngiler tapi saya ingat saya bawa bekal, banyak souvenir-souvenir unyu nan mahal, ada pula barang-barang antik, kimono, bahkan ada toko yang harganya semua 100 yen juga. Sampai di tengah-tengah rute Kawabata Shopping Arcade itu, saya berhenti di semacam tempat duduk-duduk. Dan di sana ada semacam apa ya, hiasan arak-arakan yang diarak saat festival. Jadi katanya beberapa minggu lalu baru  ada festival Hakata Gion Yamakasa dan bekas arak-arakannya itu dipajang di tempat itu. Di situ juga ada guide book dan saya ambil cukup banyak sebagai reverensi jalan-jalan.






Setelah cukup ambil guide book itu saya jalan lagi dan melenceng keluar area shopping arcade-nya karena melihat ada sungai dan pohon willow ala Jepang jaman dulu. Saya menyeberang jalan dan akhirnya duduk-duduk sambil makan jajanan yang saya bawa karena lapar. Di situ, saya sendirian banget dan jadi ingat soundtrack-nya film live action Samurai X yaitu ketika Himura Kenshi sedang menaiki perahu di kanal yang samping-sampingnya banyak pohon willow yang bergoyang ditiup angin.



Setelah dirasa cukup, saya pun jalan lagi. Metok di area Shopping Arcade itu, saya lanjut mengunjungi kuil. Namanya Kuil Kushida. Kuil ini dibangun untuk menghormati Amaterasu dan juga Susano-o. Kalau setahu saya Amaterasu itu termasuk dewa tertinggi dalam jajaran agama Shinto. Mungkin kamu pernah dengar kalau raja-raja di Jepang jaman dulu dipercaya sebagai titisan atau keturunan dari Amaterasu ini. Kuilnya memang besar sekali. Keren banget!








Setelah dari kuil itu, saya mampir ke Hakata Machiya Folk Museum. Tempatnya keren. Memfungsikan rumah tradisional jepang sebagai museum, workshop tenun Hakata yang mahal banget, dan juga merchandise shop. Masuk ke Hakata Machiya Folk Museum itu termasuk murah banget 150 yen saja. Dalamnya juga keren. Duh, Jepang banget lah pokoknya, susah menjelaskannya. Di toko suvenirnya itu, saya beli post-card yang rencananya mau saya pakai untuk kirim surat ke orang rumah. Harganya bervariasi, ada yang 108 yen sampai 300 yen, tergantung gambarnya.













Setelah dari Hakata Machiya Folk Museum, saya pergi ke Kuil Mangyoji. Sayangnya kuilnya udah tutup karena sudah sore banget. Jadi setelah foto dikit, saya pun memutuskan untuk lanjut balik ke stasiun dan pulang. Saat menunggu lampu penyeberangan hijau, di dekat saya ada halte bus dan ada poster release-nya single baru HKT 48, dan waktu itu saya langsung ketawa. Saya baru sadar kalau HKT itu kependekan dari Hakata. Dan tanpa saya sadar, saya foto juga bannernya itu. Dari Nakasu-kawabata, saya pilih tiket kereta langsung ke dekat asrama, dan harus transfer kereta di stasiun Kaizuka. Harga tiketnya sekali jalan 350 yen.




*

Oke, sampai jumpa di jalan-jalan mbolang saya lagi.

[ ]

No comments:

Post a Comment