Baru juga beberapa hari saya di Jepang, tepatnya di kota Fukuoka distrik Kashiihama.

*

Fukuoka itu mungkin tidak seperti yang kalian bayangkan. Kota ini tak semetropolitan Tokyo atau Osaka, juga tidak seetnik Kyoto. Fukuoka terletak di pulau Kyushu dan merupakan kota terbesar ke-10 di Jepang. Terletak di pinggir laut menjadikannya kota pelabuhan yang cukup sibuk. Sebenarnya kalau mau tahu lebih banyak tinggal serching di google aja sih. Saya kasih link-nya kota Fukuoka di wikipedia deh. Meski bagi beberapa orang wikipedia tidak begitu terpercaya, tapi menurut saya untuk ukuran cari info dasar, lumayan lah ya.

By the way, saya tinggal di asrama selama 3 bulan program pertukaran pelajar yang saya ambil. Asrama saya ada di daerah Kashiihama. Kashiihama ini ada di bagian paling utara dari kota Fukuoka. (cek wiki-nya kota Fukuoka deh). Di depan asrama saya ada sekolah dasar namanya Kōryō Elementary School. Dan kalau pagi waktu sekolah, pasti akan terdengar suara anak-anak yang menyapa Ohayo gozaimasu!. Saking kerasnya sampai terdengar ke kamar saya yang kebetulan dekat dengan jalan.



Sebagai murid internasional (eitseh, bahasanya), yang pertama kali harus dilakukan ketika sampai di Jepang adalah memastikan tempat tinggal. Asrama sangat recommended banget karena nyewa apartemen di Jepang itu mahal range-nya saya nggak tahu sih berapaan. Tapi bahkan diantara asrama lain pun, asrama Kyushu University yang di Kashiihama itu yang paling murah. Sebenarnya, dapat asrama pun juga tidak menyelesaikan masalah hidup di sini karena ternyata asrama ini nyewa dan harus membayar beberapa biaya tambahan seperti sewa kasur (ya, kasur di sini nyewa), uang air dan listrik, serta uang pemakaian gas.

Setelah itu, yang pasti saya harus ngurus-ngurus ini itu mengenai status saya sebagai mahasiswa di kampus. Kebetulan, memang untuk setiap mahasiswa internasional di Kyushu University akan dapat tutor sebaya yang akan membantu beberapa hal paska kedatangan di Jepang. Tutor sebaya saya ada dua yaitu Taiki Yamada dan Takashi Ogawa. Dua-duanya sangat baik meski bahasa Inggrisnya kadang nggak begitu jelas ngomong apa. Mereka berdua yang akan membantu saya dan dua orang teman se-tutor mengurus dokumen-dokumen di kantor Student Affair-nya Kyushu University. Kalau urusan ini seudah selesai nantinya saya akan dapat  student card. Setelah itu, saya harus pergi ke semacam kantor pencatatan sipil untuk mencatatkan diri bahwa saya akan tinggal di Jepang dalam kurun waktu tertentu. Nantinya, saya akan dapat KTP sementara dari pemerintah Jepang. Urusan di kantor itu selesai lalu kemudian saya balik sendiri bareng teman se-tutor.

Hari Sabtunya tanggal 27 September, seharian nganggur dan akhirnya sorenya saya mau jalan-jalan. Teman sekamar saya yang orang Indonesia juga ikutan. Rencananya kami mau muter muter sekeliling asrama. Ternyata pada akhirnya kami jalan jauh banget karena ketemu dengan teluk yang cuma 5 menit jalan kaki dari asrama. Kami berdua juga ketemu anak Indonesia, psikologi UGM yang lagi student exchange di Fukuoka Woman University. 




(It is my dormitory, very old building but comfy)

(Dedaunan pohon gingko sudah mulai menguning. Mungkin sebentar lagi akan rontok)

(Find both of them in my way back to dormitory. Kawaii ne?)
(Teluk Hakata, with 5 km jogging track)

(kayu beneran loh)







Hari Minggu tanggal 28 September, saya memutuskan untuk mencoba jalan kaki dari asrama menuju kampus. Dan wow, ternyata jauh, tapi nggak jauh-jauh amat lah. Ini kaki sudah terbiasa jalan kaki jauh ketika KKN. Jalan kaki dari asrama menuju kampus memakan waktu sekitar 1 jam. Karena saya berhenti-berhenti untuk foto ini itu jadi agak lebih lama. Setelah jalan-jalan di kampus itu saya pergi ke Hakozaki Shrine yang kalau di google maps itu nggak begitu jauh. Berbekal google maps itu akhirnya saya membolangkan diri menuju Hakozaki Shrine.

Kuil Hakozaki ini adalah salah satu kuil Shinto yang ada di Fukuoka. Kuil ini dibangun untuk menghormati Hachiman, yang menurut mitologi Jepang adalah Dewa Perang. Hewan pertanda dari dewa ini adalah burung dara, dan memang, di pelataran kuil ini banyak sekali burung dara. Kuil ini juga didedikasikan untuk Emperor Oujin, Empress Jingu, dan Tamayorihime-no-mikoto. Dibangun sekitar tahun 923 dan pada abad ke 12 menjadi salai satu area pusat perdagangan di Jepang. Kuil ini menjadi salah satu gerbang masuk ke wilayah Kyushu Jepang karena dekat dengan pelabuhan perdagangan Jepang. Ada dua festival yang sangat tekenal dari kuil ini, Tamaseseri Festival (setiap3 januari) dan the Hojoya Festival (12-18 September, kata teman sekamar saya baru selesai seminggu sebelum saya datang dan ramai sekali). 



Keliling sekitaran kuil benar-benar sepi. Apalagi saya datang ketika sore waktu itu. Ternyata, kuil juga ada jam tutupnya. Beberapa orang laki-laki dan perempuan berpakaian ala shrine maiden tapi dia laki-laki. Yang perempuan dengan bawahan merah, yang laki-laki dengan bawahan biru muda terang. Ah, sayang tidak saya foto. Intinya mereka semacam penjaga kuil. Mereka membereskan kotak sumbangan, menutup kios tempat membeli merchandise, jimat, dll. 


(a ginkgo tree in Kaizuka-koen) 


(doves, doves every where)

(evening prayer)






Pulangnya, saya mampir dulu ke subway station karena katanya bisa akses wifi gratis. Ternyata mendaftarnya pun sangat gampang, tinggal bikin account email password dan kamu bisa internet sepuasnya. Setelah istirahat sebentar, jalan lagi. Saya lewat jalan yang berbeda dan ternyata, jalannya gampang sekali kalau lewat jalan utama. Padahal saya sudah muter-muter sampai Hakozaki Train Station yang agak jauh. Tapi ya sudah lah ya. Ketika pulang, semua berjalan lancar dan sampai di asrama rasanya capek sekali. Mungkin saya akan lebih sering jalan kaki biar lebih hemat, toh nggak jauh-jauh amat kok.





Baiklah, sampai jumpa di cerita petualangan saya minggu depan.


[ ]


* PS : maaf kalau saya sering nyampah foto di FB. Itu bukannya saya pamer atau apa, tapi diupload biar saya bisa hapus yang di laptop biar nggak menuh-menuhin memori laptop.

No comments:

Post a Comment