Jadi, ketika suatu saat sedang ikut desain seminar dan anak-anak Lab-nya Suehiro-sensei mau ikut kompe (baca:competition), akhirnya saya ikut juga. Awalnya sih, sekelompok bareng abang yankyu gitu yang masih seumuran sama saya. Tapi berhunung anak-anak dari Lab sebelah mau ikutan juga, akhirnya diacak lagi deh kelompoknya dan saya berakhir sekelompok dengan tutor saya, Yamada-san yang udah kaya kakak saya sendiri (maaf ya, penyakit brother-complex saya memang sering kumat dan nggak memandang tempat).

Setelah seminar desain yang pertama dan presentasi mengenai ide buat kompe ini (yang waktu itu membuat saya nginep di kampus untuk pertama kalinya di tengah malam yang kebetulan lagi dingin banget habis badai), kelompok kami memutuskan untuk pergi ke site untuk survey, sekalian melihat bagaimana keadaan sesungguhnya dari tempat yang mau kita desain. Janjiannya sih berangkat jam 8, tapi akhirnya diundur jadi jam setengah 10, dan akhirnya baru berangkat jam 11 setelah menjemput satu orang lagi di dekat apato-nya. Yak, dan dimulailah perjalanan yang cukup lama itu bersama 3 orang lainnya, saya, Yamada-san, Tera-Yuri-san, dan juga Urakawa-san.

Perjalanan di awal-awal terasa sangat menyenangkan karena pemandangan pegunungan yang keren banget. Pegunungan seperti model dataran tinggi dieng yang ditumbuhi oleh pohon-pohon pinus dan bambu, serta diselingi beberapa pohon yang mulai menguning merah oranye. Indah sekali. Belum lagi di atas pegunungan itu terhampar padang rumput savana hijau yang rasanya saya ingin berlari dan menaiki gunung itu! Saya rindu gunung!!!! Ketika sudah masuk kota Kumamoto, masih harus berjalan sekitar 30 menit lebih dan saya tertidur hingga kami sampai di tempat tujuan.

(Yang belakang itu berasa bukit Pathuk deh, hahaha)
(Japanese country-side)
Survey berjalan cepat, kami foto-foto sendiri sebelum seorang petugas yang mau mengantarkan kami survey datang. Ternyata lokasinya tidak seperti yang kami bayangkan sebelumnya. Dan ini, pastinya, akan mengubah banyak sekali desain yang telah kami pikirkan kemarin. Ada sebuah taman hutan kecil di belakang site dan kami sempat foto-foto pemandangan yang ada di sana sebelum kembali melanjutkan perjalanan, yaitu makan siang.

(Ai no Uchinomaki)

(Landscape from second floor)
(ketemu geng motor)
(parking, typically country side)

(Japanese country-side house style)

(red autumn atmosphere)
(Can not wait till all of trees turn into this color)
(an abandon bird-house)
(Small buddy flies around Tanpopo-flower)



Tujuan tempat makan kali ini tidak begitu jauh dari lokasi site kompe. Kira-kira kami berkendara selama 15 menit dan akhirnya sampai juga di daerah yang namanya Uchinomaki Spa miliknya Aso. Jadi, daerah bernama Aso ini sebenarnya terkenal sekali akan gunungnya yang berapi, Gunung Aso. Karena keadaan pegunungan dan dekat dengan gunung berapi ini lah di daerah Aso banyak terdapat mata air panas. Dan penduduk setempat memanfaatkannya menjadi semacam tempat pemandian air panas khas Jepang -Onsen-.

Di Uchinomaki ini sendiri, berupa sebuah distrik yang dipenuhi dengan bangunan-banggunan pemandian air panas dan dilengkapi dengan restoran atau rumah amakn yang fancy. Ketika kami parkir di depan Myokoji Shrine, ada satu rumah makan yang antriannya panjang banget. Kata mereka, rumah makan itu terkenal banget akan Donburi -nasi dengan potongan daging sapi diatasnya lalu dikasih saus-. Kami nggak mampir di sana sih, karena ramai banget dan menuju rumah makan lain.


Rumah makan yang kami datangi ini berukuran kecil. Ada dua meja untuk 4 orang, dua meja untuk 2 orang dan sebuah bar yang muat 4 orang. Interiornya juga sederhana tapi ala jepang dengan perabot kayu-kayu. Kami duduk dan akhirnya memesan makanannya. Ternyata ruamh makan tersebut adalah rumah makan kari jepang. Ya sudah, karena nggak ada menu lain, akhirnya saya pesan saja kari ayam dengan ume -plum-. Harganya? Mahal sih, tapi porsinya gedhe banget. Sayangnya, pesanan saya salah jadi nari kari ayam saja. Kokinya minta maaf dan menyuruh saya buat pesan minuman apa pun. Sebenernya saya nggak masalah sih, tapi teman saya bilang pesan saja, kasihan sama kokinya. Akhirnya saya pesan saja es teh.


Setelah selesai makan dan rasanya kenyang banget karena porsinya buanyak banget, kami akhirnya memutuskan untuk pulang, takut kemalaman. Kami sempat mampir masuk ke kuil yang di depannya ada lapangan parkir karena menunggu Yamada-san yang sedang merokok. Setelah Yamada-san menghabiskan rokoknya, kami meneruskan perjalanan kami untuk kembali ke Fukuoka, tepatnya Hakozaki-campus.

(Myokoji Shrine)



Perjalanan yang pendek ini sangat menyenangkan sekali, meski selama pulang saya tidur terus karena kecapean dan kekenyangan, hahahahahaha. Yah, menyenangkan sekali jalan bareng mereka meski lumayan juga duit yang keluar T,T. Tapi, saya jadi sedikit demi sedikit merasa semakin menjadi orang Jepang #eh dengan berusaha mengenal mereka lewat setiap perjalanan yang saya lakukan selama di sini.

(Yang gunung nun jauh di sana yang ada asap di balik gunung itu adalah Gunung Aso)


Baiklah, sekian dulu. Sampai jumpa lagi.

[ ]

No comments:

Post a Comment