Hari Sabtu, tanggal 11 Oktober kemarin, saya dan teman-teman lab serta professor saya pergi ke kota Oita yang ada di sebelah timur pulau Kyushu untuk menghadiri open house di The Oita Prefectural Art Museum. Perjalanan dari kampus dilakukan dengan naik mobilnya Suehiro-sensei beserta 4 orang lainnya, Sinka-chan, Sanae-chan dan Terawee-san, serta satu orang sensei tapi saya nggak tahu namanya. Ada dua orang lagi yaitu ryugakusei lain yang akan ikut dan ketemuan di TKP karena mereka kemarin ke Kumamoto dan sekalian pulangnya ikut tour di Oita.

Kota Oita ini termasuk kecil jika dibandingkan dengan Fukuoka, namun sama-sama kota di tepi pantai dan merupakan kota dermaga. Tipologi landskapnya berupa pegunungan macam di dataran tinggi Dieng sehingga suhu udaranya pun termasuk lebih rendah dibandingkan dengan di Fukuoka.

Ternyata, yang ikut tour ini bukan hanya kami saja. Tour ini diselenggarakan oleh kontraktor yang menangani pembangunan musem tersebut (yang kayaknya) dalam rangka promosi. Atau memang kadang tour semacam ini diadakan oleh kontrantor di Jepang. Lagipula, bangunan musuem di Oita ini wow banget. Coba tebak siapa yang mendesain? Shigeru Ban. Iya, Shigeru Ban yang itu. Jadi ya, pantas lah kalau cukup banyak orang yang ikut dalam tour ini. Selain yang kayaknya terlihat seperti sensei, juga ada mahasiswa yang ikut.

(Shopping arcade in Oita. Kita nyari makan buat makan siang dulu sebelum lanjut ikut tour.
Banyak yang nggak sarapan paginya)
(Apa ya, kesannya lebih eropa dibanding dengan shopping arcade di Kawabata)
(Atau mungkin British ?)

Kami masuk ke dalam bangunannya dipandu oleh seorang tourguide yang sepertinya mandor pekerja. Kami diberi sendal rumah satu-satu dan harus dipake saat di dalam karena masih baru banget ini bangunan. Saat kami di TKP pun, masih banyak pekerja yang menyelesaikan bagian-bagian finishing lantai, kaca, dll.




Dari luar, mungkin bangunan The Oita Prefectural Art Museum ini terlihat biasa saja. Kotak saja dengan permainan fasad kayu macam kekinian. Tapi ketika dipandu masuk ke dalam, wow, detail bangunannya keren banget. Nggak ngerti lagi desainnya memang bagus atau memang kontraktornya yang canggih. Apalagi ketika masuk ke lantai paling atas. Langsung deh saya takjub dengan parametrik desain yang ala Shigeru Ban banget. Saya hanya bisa berdecak kagum dan mengagumi betapa kontraktor Jepang itu all out banget apalagi sampai bisa mewujudkan desain parametrik dengan bahan dasar kayu.




Jalan lagi muter-muter ke dalam bangunan, yang saya tangkap jelas adalah, orang Jepang itu desainnya simpel tapi unik tapi detail. Detail banget dan finishing-nya rapih pih pih banget. Apalagi ketika masuk ke galleri yang partisi setinggi mungkin 5 atau 6 meter dapat digeser karena rel-nya di langit-langit. Belum lagi di galeri yang terakhir, lantainya adalah serbuk kayu cetak seukuran ubin yang dilapisi dengan lembaran silikat, hasilnya? Kaya precast concrete tapi ringan. Langit-langitnya memakai indirect light dengan langit-langit berupa semacam blind yang disusun secara horisontal dan lampunya diarahkan ke atas, memantul di langit-langit putih. Semua ruangan untuk galeri temporer dipergunakan lantai kayu untuk mengurangi kelembaban di dalam ruangan. Sedang untuk galeri tetapnya dimasukkan ke dalam kaca yang ada pengaturan suhu dan kelembaban-nya tersendiri. Dan bahkan kami boleh masuk ke Basement-nya loh! Gilak sih. Pengalaman pertama yang luar biasa bagi saya pribadi.



















Kesimpulan untuk tour ini adalah, tournya keren banget. Kontraktor Jepang kece abis, pengerjaan konstruksinya detail. Dan desain-desain arsitek Jepang kebanyakan clean banget, nggak neko-neko, simpel tapi detail yang gilaks. Saya beruntung bilang ke sensei mau ikut tour ini.

[ ]

No comments:

Post a Comment