Tiba-tiba jumat sore itu Mbak Russel, bos tempat saya kerja sambilan, randomly, mengajak saya dan teman kerja saya untuk pergi ke OHD Museum yang letaknya di Magelang. Berbekal internet, akhirnya alamatnya pun dapat juga.

*

Kami berangkat dari Jogja kira-kira pukul 10.00. Rencananya memang, mbak Russel ini akan bertemu dengan teman kerjanya pas di Jakarta yang kebetulan sedang main ke Jogja bersama rombongan kantornya. Perjalanan menuju OHD Museum yanga da di tengah kota Magelang cukup lengang. Tapi ketika masuk area Grand Aeros, macetnya, parah. Kami sampai dapat 3 kali lampu merah. Dari perempatan itu ambil jalan lurus dan melewati hutan cemara super keren yang katanya di dalamnya ada semacam seminari. Melihat hutan cemara itu rasanya ingin sekali masuk berpetualang mendaki bukit itu. Melewati bukit itu, entah lewat jalan apa, akhirnya kami sampai juga di OHD Museum yang ternyata agak masuk-masuk dari jalan utama. Sampai di sana langsung terkagum-kagum dengan fasad bangunan yang super keci abis. Lorong masuk ke area Museum juga kece. Ngarsitek banget lah pokoknya, nanti bisa di lihat di foto-foto yang terlampir.

(OHD Museum - Oie Hong Djien Museum.
Alamat Jl. Jenggala No 14 Magelang)

Setelah beli tiket, akhirnya masuk. Tiketnya 25.000 bagi pelajar/mahasiswa. Mbak Russel pun ketemu temannya yang dari Jakarta itu lalu ngobrol sendiri. Kami masuk dan melihat isi pamerannya. Kebetulan, waktu itu lagi ada pameran tunggal H. Widayat -ah, yang ternyata juga masuk bagian dari rentetan acara artjog 2014 -. Sebenarnya tujuan kami ke museum ini adalah untuk melihat bangunannya yang kece sekaligus belajar arsitektur museum. Kan kebetulan memang Mbak Russel dulu tugas akhirnya juga galeri, sedang saya dan teman saya juga bikin museum, saya museum hutan dan teman saya museum batik.











Setelah puas lihat dalamnya langsung ke luar. Eh, ternyata di pintu ada tanda dilarang foto. Padahal saya udah foto banyak banget di dalam. Ah, ya sudah, maafkan saya ya, hehehehe. Sampai di luar, langsung deh foto-foto dengan background dinding beton dengan motif bekisting kayunya yang super kece. Tapi karena mau mengejar makan siang dan sholat, akhirnya buru-buru juga. Eh, tapi malah temangsang lagi di lorong masuknya yang ah, sudah lah, saya capek bilang keren terus.


(background foto kece)


(partner kunjungan kali ini, Siska)
(mbak kantor alias bos saya, mbak Russel)
(dari kiri: saya, siska, mbak Russel)







*

Setelah makan, dan sholat, langsung deh mau jemput temannya Mbak Russel yang nginep di hotel Tentrem. Yap, hotel Tentrem yang itu tuh. Sekali ini deh saya masuk ke sana. Gilak, udah itu bangunan gedhe banget, interiornya juga keliatan mahal. Metal laser cut coba, betapa mahalnya itu saya tak bisa membayangkan. Belum lagi fasadenya yang pakai trampertin, lantainya yang homogeneous tile marmer. Ah, mboh neh. Hotel itu pokoknya gilak lah. Dan meski sudah ditanyain ke resepsionis ternyata temennya Mbak Russel nggak ada, atau pihak hotelnya yang nggak mau ngasih tahu (?) entah. Yang pasti akhirnya kami berangkat ke SaRang Building tanpa temannya Mbak Russel itu.

Sampai di SaRang sudah sore dan cahaya mataharinya lagi nggak cerah. Padahal kalau cerah akan ada efek keren gitu kata Mbak Russel. Masuklah ke SaRang yang sekali lagi, bangunannya kece abis. Dinding bata susun eksposnya kece abis. Naik ke galeri yang di atas, lagi ada pameran, nggak tahu apa, (hahahahaha), eh, malah takjub dengan jendela putar dan lorong berisi penuh tanaman. Ah, denger-denger, ini bangunan dirancang oleh arsitek Malaysia, begitu penuturan yang punya galery ketika kami nggak sengaja bersisipan dengan beliau yang sedang tour bareng tamunya. Foto sana sini, kalap sudah.









Lalu kami pindah ke bangunan di depan SaRang. Entah apa itu namanya, tadi bapak pemilik SaRang yang baik hati merekomendasikan kami untuk melihat pameran di bangunan seberang. Oh, ternyata memang lagi ada pameran, 'Memajang Boleh Saja, Asal Ada Artinya', kira-kira begitu tagline-nya (atau ini judul pamerannya ya?). Jalan masuk, bangunannya biasa, masuk lagi, langsung tercengang dengan galeri berbentuk gudang yang disulap jadi ruang pamer. Kece. Mana semuanya dicat monolit jadi serasa solid. Detail bangunannya, materialnya, finishingnya, rapi banget. Maaf kalau pembaca tak bisa membayangkan, mending datang langsung deh biar tahu apa yang saya maksud (hehehe). Yang dipamerin juga keren-keren.








*

Ah, sungguhlah ini weekend lengkap sudah kegembiraan saya.

[ ]

No comments:

Post a Comment