"Peristiwa adalah permainan layang-layang. Masa sekarang adalah benang-benang yang kita permainkan, dan masa lalu adalah layang-layang, masa lalu digerakkan untuk tujuan-tujuan tertentu. Tujuan, tafsir, hasrat dari kesekarangan, campur menjadi satu pola untuk menggerakkan masa lalu. Dan karena itu, sejarah selalu diperebutkan, masa lalu senantiasa digunakan untuk memenangi sesuatu. Senantiasa masa lalu tidak akan pernah rampung." 
(Jam 9 Kita Bertemu. Hal 97. Puthut EA)



Saya lupa tepatnya kapan ya kemarin saya ke pameran buku yang diadakan di Gedung Wanitatama Jalan Solo. Ya, saya membeli buku ini di pameran kemarin. Memang karena cuman di sana saya bisa menemukan buku-buku random semacam ini.

Deleilah Tak Ingin Pulang dari Pesta adalah sebuah buku yang berisi dua naskah drama tulisan Puthut EA. Ah, ya, memang saya sengaja mencari kaya Puthut EA yang lain karena saya suka terhadap caranya bercerita di dalam novelnya. Sebenarnya saya berharap lebih dari sekedar naskah drama dalam buku ini. Tetapi, memang begini lah adanya.

Tentang buku ini, di dalamnya memuat dua naskan drama yang berjudul Deleilah Tak Ingin Pulang dari Pesta dan juga Jam 9 Kita Bertemu. Meski judul bukunya seperti di atas, tapi saya ingin bercerita tentang naskah drama Jam 9 Kita Bertemu. Ya, saya memang suka dua-duanyas setelah saya membaca buku ini, yang, cuma saya lakukan selama 1 jam! (Ya karena memang saking tipisnya) Tetapi saya lebih tertarik dengan naskah yang terakhir ini.

Ini adalah kisah cinta. Dengan 3 orang tokoh bernama Lisa, wartawan perempuan, Kenes aktivis wanita yang bekerja di sebuah LSM, dan Doni, laki-laki pembuat film yang telah beristri. Babag pertama dihadapkan pada sebuah adegan dimana Doni dan Kenes berdialog. Diam-diam, di belakang istrinya, Doni menjalin cinta gelap bersama Kenes. Babag kedua, giliran Doni dan Lisa bertemu. Dan ternyata memang Lisa juga pacar gelap Doni. Seperti jenis-jenis cinta segitiga lain, Kenes dan Lisa adalah sahabat baik sejak kuliah. Kenes tak tahu ternyata Doni juga berhubungan dengan Doni, dan begitu pula sebaliknya, Lisa. Yang pasti, Doni juga tak tahu Kenes dan Lisa itu berteman baik karena memang dulu mereka memang berbeda jurusan dan bertemu pula di tempat yang berbeda.

Cerita ini memang tidak digarapkan penulis untuk mencapai titik didih. Tetapi ingin menggambarkan suasana kemrengseng air yang dimasak. Ya, dan memang suasana tersebut tercermin benar pada alur cerita yang meski menye-menye khas FTV tapi tetap saja ditulis dengan sangat baik oleh Puthut EA. Ketiganya yang tak tahu-menahu soal hubungannya dengan yang lain. Hubungan tarik ulur antara Kenes dan Doni, Kenes yang minta kejelasan dan kepastian, Lisa yang berniat mengurangi perasaannya terhadap Doni tapi Doni malah menemui Lisa sehingga persaan Lisa semakin bertambah, Doni yang merasa bersalah terhadap istrinya karena istrinya yang sekarang sedang hamil anak pertama mereka Lisa dan Doni, dan membuatnya ingin mengakhiri semua hubungannya dengan semua pacar gelanya meski ia masih mencintai semua pacarnya itu.

Lalu suatu ketika Kenes pindah ke Jogja karena ingin dekat dengan Doni yang bertinggal di sana. Lalu Lisa ingin mengakhiri hubungannya Doni dan ingin bertemu Doni yang ada acara penghargaan film di Jogja. Doni memaksa untuk menjemput Lisa di bandara tapi Lisa diam-diam meminta Kenes untuk menjemputnya sehingga ia nanti bisa melarikan diri dari Doni. Dan, yah, cerita selesai.

Benar-benar sungguh kemrengseng kan. Tertarik untuk baca?



Ba dum . . .

[ ]

2 comments:

  1. Terimakasih telas mengulas buku INSISTPress. Link rehal buku ikut dilansirkan di: http://blog.insist.or.id/insistpress/?p=1278

    ReplyDelete
  2. Melansirkan link rehal buku ke: http://insistpress.com/katalog/deleilah-tak-ingin-pulang-dari-pesta/

    ReplyDelete