Beberapa waktu lalu, di akhir semester yang penuh dengan tumpukan tugas pengganti UAS, saya dikenalkan oleh teman saya, Ni'mah, kepada grup band ini. Payung teduh. Di tengah malam yang hektik menyelesaikan those damn thing, dia mulai memutar lagu-lagu milik Payung Teduh. I'm not into this kind of music, but somehow, I like it. Yah, semua orang tahu ketika masuk arsitektur, selera musik jadi bisa berubah 180 derajat. Dan I didn't know why, tapi entah mengapa lagu yang biasanya saya komentari melow dan bikin ngantuk ini dengan mudah merasuki pikiran saya. Secara iseng, saya mulai mencari-cari lagu-lagu Payung Teduh di soundcloud karena gampang streaming kalau lagi internetan.



Saya nggak begitu tahu apa da siapa Payung Teduh. Hanya saja, ia adalah band Indie. Personilnya ada beberapa orang yang tak saya ketahui. Lagipula saya tak begitu peduli latar belakang mereka, walau sedikit penasaran juga. Saya suka musik yang mereka bawakan, cukup itu saja. Bagi saya, alasan ini sudah cukup kuat untuk memutar lagu-lagu mereka selama beberapa hari terakhir ini. Kalau kalian penasaran, kalian bisa aja buka blog mereka di payungteduh.blogspot.com. Meski mereka kurang update blog tersebut, kalian bisa mendapatkan baberapa lirik lagunya yang agak susah dicari.

Salah satu lagu favorit saya adalah Kita adalah Sisa-sisa Keikhlasan yang Tak Diikhlaskan. Berikut ini adalah lirik lagunya,


Kita adalah Sisa-Sisa Keikhlasan yang Tak Diikhlaskan
Song & Lyric : Is

Kita tak semestinya berpijak diantara
Ragu yang tak berbatas
Seperti berdiri ditengah kehampaan
Mencoba untuk membuat pertemuan cinta

Ketika surya tenggelam
Bersama kisah yang tak terungkapkan
Mungkin bukan waktunya
Berbagi pada nestapa
Atau mungkin kita yang tidak kunjung siap

Kita pernah mencoba berjuang
Berjuang terlepas dari kehampaan ini
Meski hanyalah dua cinta
Yang tak tahu entah akan dibawa kemana

Kita adalah sisa-sisa keikhlasan
Yang tak diikhlaskan
Bertiup tak berarah
Berarah ke ketiadaan
Akankah bisa bertemu
Kelak didalam perjumpaan abadi
Lagu ini dapat diakses lewat youtube mereka atau soundcloud.

 
Ketika mendengar lagu ini untuk pertama kali, saya menghela napas. Entah mengapa jadi ikut terlarut dalam lagu ini. Liriknya yang puitis, tidak lebay, tidak saru, tidak terlalu vulgar di telinga saya ketika menceritakan tentang kisah yang tak terungkapkan. Saya jadi penasaran, orang seperti apa yang menulis lagu ini? Apakah dia benar-benar menjadi sisa-sisa keikhlasan yang tak diikhlaskan bersama seseorang yang benar-benar ia inginkan?

Bukannya saya jadi ikutan galau atau mellow, tapi entah mengapa saya suka cara ia menggambarkan bagaimana dirinya yang begitu desperate, seolah menyerah dan pasrah pada keadaannya. Seseorang yang memutuskan untuk mundur dan menghibur dirinya, 'Kalau sekarang di dunia ini kita tidak berjodoh, aku yakin Tuhan akan mempertemukan kita lagi di surgaNya kelak.' Pret sih. Gombal , cuman, kalimat itu diubah kedalam lirik yang nggak berlebihan, menurut saya.

"Mungkin bukan waktunya
Berbagi pada nestapa

Kalau saya pikir-pikir lagi, ah, mungkin saja lagu ini bukan hanya bercerita tentang sepasang manusia yang saling berpisah, tapi mungkin juga bercerita tentang sebuah penolakan. Penolakan halus dengan alasan, seolah berkata 'Mungkin kau adalah orang yang tepat untukku, tapi aku tak cukup tepat untukmu.' Gombal alert!!!  Atau alasan semacam kalimat yang pernah saya temukan di film Finding Nemo, yang dikatakan oleh Marlin kepada Dorla. 'Of course I like you. Because I like you, I don't want to be with you. It's complicated emotion.'

"Kita pernah mencoba berjuang
Berjuang terlepas dari kehampaan ini

Oh, atau ini tentang kisah seseorang yang sama-sama berjuang untuk bersama tetapi terhalang oleh adat istiadat, agama, atau hukum yang berlaku dalam masyarakat. Kadang, ketika kita sudah berusaha sekeras mungkin untuk bersama, hasil yang kita peroleh belum tentu seperti yang kita inginkan. Kadang serasa, close enough, tapi kita tahu, 0,99 itu tidak sama dengan 1.

"Meski hanyalah dua cinta
Yang tak tahu entah akan dibawa kemana

Setelah pemikiran yang berlarian kesana kemari, saya sampai pada kalimat ini. kenapa disebutkan 2 cinta? mengapa tidak 1 cinta jika lagu ini merujuk pada sepasang manusia yang tidak bisa bersama? Lalu saya pikir, ah, mungkin saja lagu ini adalah lagu tentang persahabatan diantara 2 orang yang telah bersama-sama berjuang untuk mendapatkan masing-masing cintanya. But someone pissed them off.

Yang mana pun cerita yang benar, kita tak akan pernah tahu kalau tidak bertanya kepada sang penulis lagu. Jadi, tetaplah berkhayal bahwa seseorang daam lagu itu adalah kau dan sebua kisah cinta di masa lalumu yang tak berjalan lancar. Hahahahaha, saya jadi pengen ngakak benar. Well, but overall, I love his voice, the man who sing the song of Payung Teduh.

And the last word,
"Kita adalah sisa-sisa keikhlasan
Yang tak diikhlaskan




*) Dan ketika kau mencoba mengiklaskanku, aku telah lama mengikhlaskanmu, mendoaakanmu pada setiap maghrib dan subuh, kelak kau akan segera bertemu dengan seseorang yang akan menerimamu tanpa menuntutmu lebih dari aku dulu

No comments:

Post a Comment