Pada sebuah pemberhentian saya sewaktu berjalan-jalan di sekitar Taipei, rombongan FrogHouse berhenti di sebuah distrik desain karena anjuran Alice. Dulu Alice pernah bekerja di salah satu studio desain yang retail kantornya berada di distrik itu. Dan begitulah, setelah kami mengunjungi Hua Shan Creative Park, kami menuju distrik kreatif lainnya, si Song Shan Cultural and Creative Park yang terdiri dari repro dari kompleks bangunan bekas pabrik rokok dan gedung pusat perbelanjaan dan hotel.

Dan di Song Shan ini lah, saya bertemu dengannya. Semudah itu, saya jatuh cinta pada pandangan pertama.


*


Sebenarnya, beberapa tahun lalu, setelah saya ingat-ingat lagi, saya pernah melihat sebuah artikel di Designboom mengenai kamera ini ketika saya di akhir tahun-tahun kuliah. Sekeping rangkaian chips dan kabel tersoldir dalam papan elektronik terbungkus dalam akrilik transparan dapat menyimpan momen yang ada di sekitar! Sungguh sebuah desain yang memukau bagi saya yang dengan tertakjub-takjub berandai-andai dimana saya bisa membeli kamera semacam ini.

Yah, kalau kata teman saya, hobi fotografi saya memang agak abnormal. Selayaknya orang-orang menyimpan uang untuk membeli kamera DSLR yang multifungsi, sedang saya malah memilih untuk bermain kamera plastik dan proses analog klise bolak balik ke toko langganan Central jalan Solo. Jadi wajar saja sih bagi teman saya yang kemudian menemukan saya telah membawa pulang kamera itu sekembali saya dari Taiwan, bukanlah suatu keniscayaan. Saya pun hanya bisa nyengir saja jika dibilangi seperti itu. Kadang saya membatin, mereka-mereka itu tidak dapat memahami romantisme yang berkembang dalam diri saya mengenai segala sesuatu yang serba analog.

Memang sih, Papershot yang saya beli itu tidak serta merta murni analog. Karena, sesungguhnya kepingan rakitan itu adalah gawai penangkap gambar secara digital, yang dirayakan dengan spontanitas jepretan dan kejutan efek-efek lomo-fotografi yang bisa diseting duluan, natural-black and white-sepia-cold blue. Dan saya pun harus dengan senang hati memindahkan data-data yang tertangkap dari lensa kamera -yang sesungguhnya pun ternyata lebih baik dari kamera HP saya-, secara berkala. Kadang menemukan gambar-gambar yang shaky dan blur, karena kecepatan shutter bergantung kepada daya baterai yang terpasang untuk menyalakan semua komponen elektroniknya.

 My new lover

Dan begitulah, Papershot selalu berada salam saku sling bag saya dari waktu ke waktu.

*

Kalau ditanya mengapa saya begitu getol dengan kamera semacam ini, - dulu super sampler, lalu tiruan plastik TLR, kemudian AE-1-, yang serba analog dan membutuhkan perhatian khusus mengenai perawatannya, saya pun juga bingung. Dibandingkan menangkap pemandangan dengan begitu terkalkulasi seperti halnya dengan kamera SLR, nyatanya hasil papershot yang diluar dugaan, shaky, blur, dan kadang out of focus ini yang membangkitkan romantika. Sekejap begitu abadi dan momen tak pernah bisa direproduksi bahkan dalam sebuah frame manapun.

What were you screaming at?

Cozylazy

When we didn't have any economic study background but we wanted to run a business

Tell me you're shy

Ojol Tercyduque

Am I beauty?

*

Nyatanya, dalam sebuah perjalanan, membawa Papershot begitu praktis. Tak perlu menilik di LCD untuk menilai apakah foto yang tersimpan cukup aesthetic atau tidak, dan cukup fokus pada kesertamertaan memencet tombol shutter setiap kali dirasa momen yang ada di depan mata layak untuk tersimpan dalam memori digital. Mungkin analoginya seperti kedipan mata dan usaha-usaha otak memproses segala yang ada di depan mata. Ini yang saya alami sembari membawa Papershot selama saya berkelana ke Timur Jawa. Setelah kembali, tentu saja ada PR banyak yang menumpuk untuk memilah dan memilih gambar-gambar mana yang ini di simpan.


And it begins beyond the Bridge

Journey-mate

The Girls whose name I forgot

Africa (?)
Summer, summer, please don't go any sooner

[ ]


2 comments:

  1. lucu banget nis kayak kaset pas aku liat thumbnailnya tadii

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak andin, ukurannya mirip kaset dan ajaibnya bisa buat motret, hehehehe

      Delete