Masih di Bandung!!

Hari ke tiga, hari terakhir! Kami berniat untuk pergi ke kebun teh. Mega pagi itu harus pulang duluan karena hari jumatnya ada mid SP, sehingga tatag harus mengantarkannya dan tak ikut. Deni tidak ikut karena harus perwalian. Yah, semacam KRSan kemudian ketemu dosen gitu. Hari itu puncak kekesalan saya kepada teman saya itu. Dari kemarin dia seperti tidak iklas menemani kami main, sehingga saya memilih untuk diam. Saya selalu mendiamkan seseorang kalau sedang marah kepada orang itu. Yak, lupakan orang satu itu lalu kita teruskan ke kebun teh.

Ternyata perjalanan dari Bandung ke Lembang sangat jauh. Kami harus 2 x naik angkot untuk menuju ke kebun teh. Kebetulan, ketika menuju kebun teh tinggal saya, dian, yayan, tyas, dan otok saya yang tertinggal di angkot, selain itu, kebetulan juga, sopirnya orang jawa, ditanyain, mau ke tangkuban perahu tidak? Walhasil, kami malah pergi ke tangkubanperahu. Perjalanannya begitu jauh, tapi kami nggak bosan karena di sekeliling kami pemandangannya begitu indah, yaitu hutan pinus. Sayangnya sepanjang perjalanan mini muntah-mutah hebat. Hahahahaha. Entah berapa lama kami berada di angkot, akhirnya kami sampai ke tangkuban perahu.

Satu kata yang ingin saya teriakan di sana, KEREN!!!!! Saya baru kali itu ke tangkuban perahu, jadi saya terkagum-kagum di sana. Dan saya bertanya-tanya, kalau gunung itu meletus hebat, mungkin abunya bisa sampai ke jogja. Hahahahaha, setelah itu kami jalan-jalan dan foto-foto di sana. Teman-teman saya membeli syal tetapi saya tidak, karena saya sudah punya, hehehehehe.

( kawah ratu )
( pemandangan yang terlihat dari puncak tangkuban perahu )
( jalan aspal dipinggir kawah )
( penjual angklung di tangkuban perahu )
( orang yang menawarkan jasa berkeliling dengan naik kuda)
( angkot yang kami naiki sampai ke tangkuban perahu )

Setelah itu kami melaju pulang dan mampir di kebun teh. Kebun tehnya luas sekali, kami hanya naik sebuah bukut dan berfoto-foto.

( kebun teh tempat kami foto-foto )
( dari kiri : mini, tyas, dian, yayan, otok, saya )

Setelah dari kebun teh, kami memutuskan untuk mencari oleh-oleh keripik setan di simpang dago. Tatag sudah menunggu kami di sana. Tapi sebelum itu kami makan di dekat ITB, bakso dan mie ayam menu siang itu. Karena sudah waktunya untuk sholat zhuhur, kami sholat dulu setelah bertemu tatak yang menyusul kami. Setelah itu, tyas mengajak kami jalan-jalan di lingkungan ITB.

ITB itu adalah kampus impianku dulu, tapi untuk sekarang sudah tidak. Kata tyas, ada beberapa keajaiban di itb, seperti titik pusat ITB dimana ketika ujian seperti SNMPTN di titik itu di letakkan sirine lalu dibunyikan, seluruh ITb bisa mendengarnya. Lalu ada kolam air yang di dasar kolamnya ada keramik yang ditata sedemikian sehingga yang katanya tatanan itu adalah lagu Indonesia raya. saya menduga itu adalah partitur untuk piano otomatis. Lalu ada kolam Indonesia tenggelam yang di dasar kolamnya ada relief indonesianya. 

( perpustakaan ITB )
( gedung yang saya masuki untuk sholat )
( gedung fisika )

 Setelah keliling-keliling ITB, masih tanpa di temani Deni, akhirnya, tyas dan otok memisahkan diri. Mereka hendak ke asramanya deni untuk mengambil barang-barangnya otok biar otok bisa langsung ke rumah tyas lalu sorenya kami bisa ke stasiun bareng. Kami, dipandu tatag, menuju simpang dago untuk mencari oleh-oleh, keripik setan. Saya beli keripik setan, basreng, dan keripik oncom tempe. Yang lain juga rata-rata beli keripik setan. Yayan memborong banyak sekali makanan, saya lupa apa aja, yang pasti habis paling banyak. Saat menyeberang jalan pas mau balik, saya sempat terjebak di tengah-tengah karena tak bisa menyeberang. Sedang teman-teman saya sudah menyeberang duluan.

( saya yang terjebak di tengah jalan )
 
Setelahnya, kami pulang ke rumah tyas untuk berkemas, dan deni belum juga datang sampai kami berangkat menuju stasiun setelah maghrib. Saat itu saya berharap, mungkin lebih baik dia tidak datang saja.  Namun di perjalanan, katanya deni sudah mengikuti di belakang kami. Yah, mau bagaimana lagi. Sesampainya di stasiun mini muntah lagi. Tyas pulang saat kami hendak masuk ke peron. Akhirnya tatag dan deni yang  mengantarkan kami ke peron. Saya mendiamkan dia dan memilih untuk tak mengajaknya ngobrol, saya terlalu kecewa dengan apa yang ia lakukan kepada kami, meski saya bisa memakluminya, tapi dia bahkan tak merasa bersalah karena perbuatannya.

Lalu akhirnya saya mengalah kepada marah saya dan menyampaikan salam dari andika untuknya. Saya menjotos lengannya dengan kencang. Dia sejenak kaget lalu membalas memukul lengan saya lalu bilang, ‘Salam balik untuk andika.’ Lalu kami percakap-cakap sejenak lalu diam, hening, sedikit kikuk, lagipula apa lagi yang hendak diobrolkan? Ah, sudahlah. Padahal kemarin saya begitu ingin ngobrol dengannya karena dulu semasa sma ngobrol dengannya begitu mengasyikkan, lantas mengapa sekarang tidak? Saya juga tidak tahu.

Tak lama setelah itu kereta datang, dan kami segera masuk kereta. Lagi-lagi salah masuk gerbong gara-gara panduan tatag yang salah. Parah anak satu itu. Yah, setelah mencapai tempat duduk kami, tatag dan deni melambai dari luar jendela, kami melambai balik. Tak lama setelah itu kereta berjalan dan kami sempat main poker satu kali lalu tidur. Tau-tau kami sudah sampai Wates, dan sebentar lagi sampai ke Lempuyangan. Setelah keluar dari kereta, kami menikmati matahari terbenam sejenak lalu bergegas menuju peron.

 


Setelah mengambil motor otok yang ada di stasiun tugu, kami berlima memisahkan diri, pulang ke tempat kami masing-masing. Yah, begitulah perjalanan saya ke Bandung. Lain kali saya akan berpetualangan lagi ke tempat lain.
 

4 comments:

  1. cil... foto pertamanya kayak foto analognya kak hendro.. persis banget cil..

    ReplyDelete
  2. iya po? hahahahaha, aku ng tahu, itu temenku kok yang ngambil

    ReplyDelete