Yeiyo!!!!
Yester week, my friend and I went to Bandung. Yes, Bandung. Who don’t know about Bandung? Salah satu kota terbesar di Indonesia yang merupakan tempat yang penuh dengan sejarah dan tempat wisata itu. Saya dan teman-teman saya telah merencanakan perjalanan kecil ini sejak hampir satu semester yang lalu. Dan sampai sekarang saya masih heran bahwa rencana tersebut bisa terlaksana dengan cukup baik.
Kami mempersiapkan keberangkatan dengan cepat setelah terkumpul 7 peserta yang hendak ikut. Setelah mempersiapkan tiket seminggu sebelumnya, serta menentukan kemana saja kami akan berangkat, akhirnya kamipun berangkat pada tanggal 25 Juli kemarin. Kami pun berkumpul di Stasiun Tugu pada pukul 11 pm. Rombongan pertama tiba pukul 10 pm dan mengurusi berbagai penitipan motor dan yang lainnya. Setelah itu, 2 orang teman saya yang lain datang dan akhirnya kami pun masuk ke peron untuk menunggu kereta.

(peserta yang akan berangkat malam itu. Dari kiri; tatag, otok, mini, mega, dian, saya, yayan)
Tak seberapa lama kereta datang dan kami segera masuk ke dalam gerbong setelah keretanya berhenti. Sialnya, Tatag, teman saya yang suda berpengalaman naik kereta ke Bandung, salah memimpin kami masuk gerbong. Mini, teman saya yang paling ribut karena takut tak dapat tempat duduk. Setelah berusaha berjalan menentang arus manusia menuju gerbong kami, kami tiba di tempat duduk kami. Setelah duduk, yang lain kemudian memilih posisi untuk tidur.
Selama perjalanan, saya kedinginan karena berada di paling pinggir, di dekat lorong. Yang secara teori, angin lebih suka lorong sempit dan saya tepat di samping jalan aliran angin. Alhasil, saya tepar, alias masuk angin dan demam hebat. Kami sampai di Bandung pukul 9 am, meski sempat berhenti cukup lama di Nagrek. 

( foto yang diambil oleh Mega sesampainya di stasiun Bandung)
(dari kiri; yayan, dian, tatag, mini, otok)
 Setelah dilarikan dengan menggunakan taksi ke rumah teman saya yang tinggal di Bandung, Tyas, saya akhirnya bisa minum obat dan mendingan, meski masih cukup pusing. Setelah itu kami semu pindah ke kamar tyas dan saya pun memutuskan untuk tidur. Dian dan yayan juga ikut tidur. Tyas dan mini nonton film dari laptop tyas. Otok pergi ke asramanya Deni, teman saya yang juga kuliah di ITB. Mega menemani Tatag, pacarnya, untuk regristrasi ulang. Yang saya lakukan sampai malam hanyalah makan, minum obat, sholat, dan tidur, hingga Tyas membelikan saya Bye Bye Fever. Setelah dibelikan, langsung saya temple di kening saya lalu saya tidur lagi. Malam itu, otok, deni, tatag, dan mega datang karena mega mau menginap di tempat tyas. Tapi saya tidak tahu, karena saya tepar hingga bangun keesokan harinya.
Hari kedua di Bandung, saya sudah sembuh, meski sedikit pusing, akhirnya kami pun memutuskan untuk jalan-jalan ke Ciwalk, Cihampelas Walk. Diberi nama demikian karena terletak di daerah Cihampelas dan karena mal tersebut bertemakan ‘walk’. Jadi setiap pengunjung harus berjalan kaki untuk menuju retail-retailnya. Kalo Amplas itu sebuah bangunan yang menjadi Mall, tapi kalo Ciwalk adalah gabungan beberapa bangunan yang menjadi Mall. Kalau tidak salah andalan dari Ciwalk adalah ‘Sky walk’nya. Maksudnya adalah jalan yang menggantung di udara yang menghubungkan antara retail yang satu dengan yang lain.

(pohon besar di entrance Ciwalk)

(bangunan yang langsung menarik perhatian saya)

(salah satu bangunan yang ada di ciwalk)

(bangunan KFC, merah seperti biasanya)

(nah, ini salah satu sky walk yang ada di ciwalk. 
Sky walk ini menghubungkan KFC dan Crocs)
 Pagi itu kami makan di KFC, sarapan yang mewah menurut saya. Kami cukup lama di McD karena menunggu otok dan deni. Karena mereka tak kunjung datang, akhirnya kami memutuskan untuk jalan-jalan duluan. Kami masuk lebih dalam lagi dan saya menemukan bahwa ciwalk begitu hijau. Banyak pohon di area pejalan kaki, membuat udara begitu sejuk dan nyaman untuk berjalan-jalan.
 

(salah satu bangunan di area ciwalk )

( saya menduga ini adalah bangunan utama dari ciwalk. 
Di dalamnya terdapat retail-retail berbagai aksesoris dan baju)

(dalam perjalanan saya, saya menemukan papan iklan ini. 
Dan saya suka kalimatnya. My own party in Ciwalk. Hahahahahah, just a dream)

Kami masuk ke bangunan utama ciwalk dan jalan-jalan di sana. Lalu kami tak sengaja masuk ke salah satu pameran lukisan yang ada di lantai ke-4. Saya menduga temanya bayi, karena hampir semua lukisannya adalah bayi-bayi. Saya tidak memfoto lukisan tersebut sebagai rasa hormat saya kepada si pelukis yang telah bekerja keras melukis lukisan-lukisan yang ada di pameran itu. Setelah itu, kami masuk ke salah satu retail aksesoris dan teman-teman saya sibuk memilih aksesoris. Karena saya tak suka aksesoris, akhirnya saya hanya berjalan-jalan keliling retail itu lalu keluar, menunggu mereka di luar.

 

(Dari kiri; tyas, sibuk memilih earphone, tatag dan mega, sibuk memilih gelang )
Setelah itu kami karaokean di NAV. Tak lama setelah itu, otok dan deni datang. Dan kami menghabiskan siang itu hingga suara kami serak. Setelahnya, kami pergi ke pasar baru. Beuh, ternyata pasar baru itu tidak seperti yang saya pikirkan. Yang namanya pasar memang pasar. Ibarat kata, dibanding dengan Bringhardjo, Pasar Baru lebih chaos lagi. Dian, yayan, dan mini memisah dari rombongan karena insting berbelaja mereka. Biasa lah, cewek. Saya memilih menemani mega dan tatag, yang entah kenapa setelah msuk ke pasar baru, mega menangis. Katanya sih, perasaannya nggak enak hingga ia menangis. Karena tyas, deni, dan otok sudah sampai (mereka pakai motor, kami ngangkot), saya menutuskan untuk nyamperin mereka. Tatag menemani mega yang sudah agak baikan untuk mencari oleh-oleh, kaos. Saya? saya pikir, saya akan beli kaos di luar pasar baru karena sebelum masuk tadi, saya lihat ada orang yang jualan kaos di pinggir jalan.
Karena sudah sore, akhirnya kami balik dan berkumpul di pintu masuk pasar baru. Rencananya hendak beli oleh-oleh camilan dan saya ingin membeli kaos. Yayan, dian , dan mini mencari makanan, sedangkan saya, tatag, dan mega mencari kaos. Tak jauh dari pasar baru, ada sejenis malioboro kecil dan di sana ada orang jualan kaos. Karena buru-buru, akhirnya saya menutuskan untuk beli di tempat itu, pak pedagangnya juga udah mau tutup. Setelah menawar dan memilih, akhirnya saya sudah mengantongi oleh-oleh. Setelah itu pulang menuju rumah tyas dengan ojek. Eh, taunya, saya dan teman saya, mini, nyasar. Tapi untungnya saya segera tahu alamat tyas dan bisa sampai dengan selamat. Mini sepertinya trauma dan dia berkata tak mau lagi naik ojek Bandung. Hahahahahahah, dasar bocah!


2 comments:

  1. hahahhahaa. apik apik apik!!!
    eh, kok foto mu pas di tugu itu di blur sih?? g asikkk!

    ReplyDelete