"If only we could enjoy the beauty and happiness of the little things together, I believe it would help us to make peace for the world."




Beberapa saat lalu saya dan beberapa orang teman, Jojon, Tirta, Maya, dan Eka pergi ke sebuah pameran seni yang diadakan di via-via cafe.

Sebenarnya, sudah diagendakan jauh-jauh hari untuk datang ke sana tetapi entah mengapa, baru terlaksana awal maret lalu. Dengan menggunakan mobil retro milik Jojon, BMW seri lama, kami ber empat berjalan menuju via-via cafe yang ada di daerah jalan parang tritis. Si eka berangkat menggunakan motor karena sekalian pulang. Rada konyol juga sih, karena sepanjang jalan radio di mobilnya Jojon cuma bisa nyetel frekuensi dengan musik-musik jadul. Yah, seperti mobilnya sih, selera music mobilnya juga rada retro.

Sampai jalan parang tritis, masuk gang, rada kesasar juga nyariin via-via cafe. Ketemu juga sama bapak-bapak yang aneh banget sok rese yang marah-marah gara-gara kami nggak sengaja parkir di lahan kosong yang katanya, lahan parkir dia. Karena rada sebel juga sama tu orang, akhirnya kami jalan lagi karena salah tempat. Sampai di via-via cafe ketemu bapak-bapak tukang parkir yang ramah banget, bertolak belakang dari bapak-bapak aneh sebelumnya.

Pas di depan cafe-nya, saya sadar kalau ternyata cafe itu dirancang oleh eko prawoto, terlihat dari penggunaan bambu yang eko prawoto banget. Kami rada sungkan masuk karena ternyata pamerannya skala kecil, padahal artisnya dari jepang lho. Dan sayangnya, pamerannya cuma ditempel di dinding-dinding cafe. Well, saya nggak banyak foto karena sungkan dengan pengunjung cafe yang lain. Maya yang lebih banyak foto. Tapi saya belum minta fotonya itu jadi foto-foto yang akan saya sertakan adalah foto dari pamflet gratis yang dibagikan.






Yah, perjalanan sore itu cukup menyenangkan dengan diakhiri nongkrong di cafe buat makan. Rada hedon sih, tapi sekali-kali boleh kan?

No comments:

Post a Comment