Ini sebenarnya tulisan tak begitu penting, yang menurut saya
terlalu berat. Tetapi hari ini ada seseorang yang meminta saya untuk paling
tidak menuliskan apa yang ada di pikiran saya, karena ia tak yakin saya tipe
pemikir. Sebenarnya saya malas, tapi saya sungguh niat menulis kali ini. Tiba-tiba,
gagasan ini muncul ketika saya sedang mengerjakan mahakarya tulis. Mungkin apa yang saya sampaikan ini pernah orang lain sampaikan, saya juga tak tahu. yang pasti, tulisan ini adalah hasil dari perasan memori kolektif saya. Masih ebrkaitan dengan postingan ini, saya sarankan untuk membaca Lalita karya Ayu Utami. Oh iya, yang menyuruh saya sepertinya ulang tahun hari-hari ini. Jadi anggap saja ini kado ya.
ketika tidak semua simpul adalah
titik, ketika tidak semua titik adalah pusat.
Apa itu simpul? Apa itu pusat?
Sebagian keduanya adalah titik. Tapi tak seperti sebuah
penarikan kesimpulan melalui deduksi atau induksi, simpul yang saya maksud di
sini tidak sama dengan pusat.
Simpul adalah sebuah jalinan, pertalian, pertemuan, persinggungan, persatuan sebelum
melebur, persentuhan, titik. Pusat adalah pertemuan, perpotongan, center, pusar, poros, titik. Analoginya adalah
sebuah polygon dengan sisi terhitung. Anggap saja polygon itu dibuat dari
berbagai titik yang ditebar secara acak. Pilih titik-titik tertentu yang ada di
samping dekat dan hubungkan dalam sebuah garis. Maka terciptalah polygon. Dari titik-titik
itu tariklah garis lagi menuju titik-titik yang berlawanan dari bentuk polygon itu.
Garis-garis itu akan memiliki kecenderungan untuk berpotongan dalam sebuah area
tertentu. Area ini adalah pusat. Titik-titik awal dan akhir garis itu adalah
sebuah simpul. Garis yang kita tarik untuk membentuk polygon itu pun adalah
simpul.
Nah ?
Nah ?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment