Akhir-akhir ini saya punya cukup banyak waktu untuk mendengarkan lagu dan menikmatinya diam-diam. Kali ini saya ingin bercerita mengenai lagu Smaradhana milik Guruh Gipsy.

Dari judulnya, saya jadi teringat akan sekar macapat Asmaradana, yang saya kenal ketika masih kecil. Ada 13 macapat dan berisi mengenai tahapan kehidupan manusia. Asmaradana adalah salah satu diantaranya yang berisi mengenai tahap seorang manusia yang telah mengenal lawan jenis, dan perasaan cinta. Asmaradana berasal dari dua kosakata dalam bahasa jawa, asmara yang artinya tresna atau cinta dan dahana yang artinya api. Asmaradahana atau yang biasa dikenal sebagai asmaradana secara harafiah adalah cinta yang berapi-api atau saya lebih suka menyebutnya cinta gila.

('kesepakatan dalam kepekatan' - cover album)

Guruh Gipsy adalah proyek kolaborasi antara Guruh Soekarnoputra dengan grup musik Gipsy. Meski cuma merilis satu album, proyek ini memiliki peranan penting di dunia musik Indonesia jaman dulu, begitulah kata wikipedia. Semua lagu-lagu Guruh Gipsy mengambil genre musik barat yang dipadu dengan musik gamelan tradisional Bali. Dalam satu-satunya album yang mereka rilis, terdapat 6 lagu yaitu Indonesia Mahardhika, Choping Larung, Barong Gundah, Geger Gelgel, Janger 1987 Saka, dan yang terakhir Smaradhana. Untuk informasi lain mengenai Guruh Gipsy, silahkan buka link ini.

(sumber gambar : http://dennysakrie63.wordpress.com/2011/01/30/guruh-gipsy-kesepakatan-dalam-kepekatan-2)


Dan, bagaimana bisa lagu dari jaman tahun 70-an ini nyangkut di playlist saya dan saya putar berulang kali? Well, saya sudah pernah mengatakan kepada kamu-kamu sekalian kalau saya sedang kerja praktek di Bandung. Jadi, saya mendapatkan lagu-lagu antik dari komputer kantor dan entah mengapa, mulai menggemarinya. Salah satunya dari grup Guruh Gipsy. Walau saya akui benar, bahwa saya tertarik dengan namanya. Guruh Gipsy is not usual, isn't it? Dan salah satu lagu yang saya sukai dari Guruh Gipsy adalah Smaradhana.

Smaradhana 
oleh Guruh Gipsy

Ratih dewi
citra khayalku, prana dalam hidupku
yang haus asmara
Hm…..nikmatnya bercinta


Andika dewa
Sirna duli Sang Smara, merasuk sukma
menyita heningnya cipta
Oh….resah ‘ku jadinya


Prahara nestapa seakan tak kuasa
membendung asmara Insan sedang bercinta
Gelora asmara di Samudra cita
melenakan daku dibuai cinta


lirik lagu dan video klip bisa didapatkan dari link ini.


Saya pikir, lagunya seperti halnya judulnya, akan menganut aturan-aturan macapat Asmaradana. Tetapi, seperti yang dapat dilihat dari lirik di atas, lagunya tidak demikian. Menurut saya lebih kepada persamaan akhir bunyi 'a' pada setiap barisnya. Tetapi isinya, well, bisa dibilang cinta gila banget. Meski isinya mengenai betapa besar gelora cinta (#ealah) yang (mungkin) dirasakan oleh sang penulis, tetapi dibawakan dalam bahasa yang sopan dan tidak berlebihan.

Kalau didengarkan, perpaduan musiknya asyik banget buat diajak ngalamun galau sambil menatap langit senja (#mulai ngelantur nih). Dan jika dibandingkan dengan lagu-lagu lain dalam sealbum, lagu ini yang paling slow dengan musik yang mendayu-dayu mengharu biru. Ya, mungkin karena lagunya adalah lagu cinta. Selain itu, dibawakan pula dengan suara berat yang terdengar resah ditelinga saya.

Dari lirik Smaradhana ini, yang paling saya sukai adalah dua baris pertama pada bait terakhir.

Prahara nestapa seakan tak kuasa
membendung asmara Insan sedang bercinta


Ya, nggak ada yang bisa menghalangi cinta. Kadang seseorang akan berbuat bodoh hanya karena cinta, melakukan hal-hal tak masuk akal, nyengir sendirian sepanjang hari, galau semalaman sambil ngobrol bersama rembulan, kadang senang tiba-tiba kadang sedih di kemudian, kadang terasa menyakitkan kadang terasa menyenangkan. Orang bilang, seseorang bisa mati tanpa mencintai, tetapi serasa bisa hidup selamanya jika cinta berbalas. Ya, saya lebih suka menyebutnya sebagai penyakit gila. Trust me! You will be mad man if you fall in love to someone!

Yah, begitulah ulasan lagu ini menurut saya, seorang amatir. Tak perlu pedulikan pendapat saya mengenai lagu ini. Tapi saya pastikan, kau kau sekalian perlu mendengarkan lagu ini.


No comments:

Post a Comment